SEJARAH MUZIK SKA
Untuk mempelajari kita harus memahami tentang sebuah makna dalam perjalanan
waktu.
Begitu halnya dengan sejarah musik ska.
Begitu halnya dengan sejarah musik ska.
Adalah Perang Dunia II
yang mengubah segalanya. Kekuasaan Inggris terhadap negara-negara jajahannya
runtuh sebelum masa PD II & terpecah belah pada saat pertengahan masa
peperangan. Inggris memeberikan kemerdekaan kepada negara-negara jajahannya
setelah mendapat tekanan dari pemerintahan kolonial. Pada tahun 1962 Jamaika
membentuk pemerintahan sendiri meskipun masih tetap sebagai negara yg makmur.
Budaya Jamaika & muziknya mulai terefleksi dalam optimisme baru &
aspirasi rakyat yang liberal.
Sejak tahun 40'an
Jamaika telah mengadopsi & mengadaptasi berbagai bentuk muzik dari Amerika.
Pada saat PD II berakhir, begitu banyak band-band di Jamaika yang memainkan
muzik² dansa. Grup seperti Eric Dean Orchestra dengan trombonisnya Don Drummond
& master gitarisnya Ernest Ranglin terpengaruh oleh pemuzik² jazz Amerika
seperti Count Bassie, Erskine Hawkins, Duke Ellington, Glenn Miller & Woody
Herman. Ditahun 50'an ketenaran band-band jazz di Amerika digantikan oleh
grup-grup yang kecil & cenderung lebih memainkan irama bop/rhythm &
blues sound. Musisi Jamaika yang sering berkunjung ke Amerika terpengaruh &
membawa pola permainan muzik tersebut ke daerah asalnya. Band-band local di
Jamaika seperti Count Smith The Blues Blaster, Sir Nick The Champ & Tom The
Great Sebastian mulai memainkan gaya baru tersebut. Ditahun 1954, pertunjukan
terbesar pertama kali diadakan di kota Kingston tempatnya di Ward Theatre.
Band-band tradisional yang memainkan irama mento-folk-calypso turut mengambil
bahagian & sering kali band-band tersebut mengisi acara di hotel-hotel yang
ada di Jamaika & mengelilingi pulau tersebut. Pada akhir tahun 50'an
pengaruh-pengaruh jazz, R&B, & mento (sejenis muzik calypso) melebur
menjadi satu bentuk baru yang dinamakan 'shuffled'. Irama shuffled memperoleh
populari berkat kerja keras musisi-musisi seperti Neville Esson, Owen Grey, The
Overtakers & The Matador Allstars. Banyak studio & perusahaan rakaman
yang mengalami perkembangan & terus berusaha untuk mencari bakat² baru. The
Jamaican Broadcasting Corporation pun ikut membangkitkan semangat kepada
pemuzik² muda melalui siaran acara² di radio.
Dua orang yang amat
berpengaruh dalam perkembangan musik di Jamaika pada tahun 50'an adalah Duke
Reid & Clement Seymour Dodd. Bersama istrinya, Duke Reid memiliki kedai
'Treasure Island Liquor' yang berlokasi di jalan Bond (Bond street).
Soundsystem Reid dikenal dengan nama 'The Trojan', diambil dari tulisan yang
tertera pada traknya. Trak yang biasa digunakan sebagai angkutan barang untuk
kedainya. Dodd menamakan soundsystem miliknya 'Sir Coxsone Downbeat' yang
diambil dari nama pemain kriket asal Yorkshire, Coxsone. Sepanjang akhir tahun,
kedua orang tersebut memimpin persaingan dalam bisnes muzik. Walaupun Coxsone
lebih dekat dengan 'Ghetto'(perkampungan yang didiami kaum atau kelompok
tertentu) Adalah Reid yang dianugerahi sebagai 'King of sound & blues' di
Success Club (acara penganugerahan) di tahun 1956, 1957, 1958.
Tahun 1962, saat di mana
Jamaika sedang cenderung meniru musik-muzik Amerika, Cecil Bustamente Campbell
yang kemudian dikenali dengan nama 'Prince Buster', tahu bahawa sesuatu yang
baru amat ditubuhkan pada saat itu. Ia memiliki seorang gitaris yang bernama
Jah Jerry yang kemudian bereksperimen di muzik dengan menitikberatkan 'ketukan
'afterbeat' ketimbang 'downbeat'. Hingga pada saat ini ketukan afterbeat
menjadi esensi dari singkop (penukaran irama) khas Jamaika. Ska pun lahir.
Soundsystem/studio rekaman pun mulai merakam hasi kerja mereka. Dengan tidak
memberikan label pada vinyl (piring hitam) dengan tujuan agar memperoleh
keuntungan diantara para pesaingnya. Sehingga yang lain tidak dapat melihat apa
yang dimainkan & 'mencuri' untuk sondsystem mereka sendiri.
Perang antara
soundsystem pun memuncak hingga pada saat para donatur terancam oleh
segerombolan orang² yang menyebabkan permasalahan. Orang² ini dinamakan 'Dance
Hall Crashers'. Meskipun fasilitas Mono Recording yang masih primitif, adalah
keteguhan hati dari antusiasnya akan muzik ska yang memungkinkan untuk menjadi
muzik komersil dari Jamaika yang pertama kali. Dan kenyataannya ska dikenal
sebagai musik dansa rakyat Jamaika.
Sepanjang tahun 60'an
wilayah ghetto di Jamaika dipenuhi oleh pemuda-pemuda yang mencari pekerjaan.
Pada waktu itu amat susah di dapati. Pada awalnya pemuda-pemuda ini tidak
tertarik dengan optimisme musik ska. Pemuda-pemuda tersebut menciptakan
identiti kelompok sebagai 'Rude Boy' (sebuah trend dikalangan pemuda yang
pernah terjadi pada periode awal tahun 40'an) Menjadi 'Rude' ertinya menjadi
seseorang dimana masyarakat menganggapnya tidak berguna. Gaya dansa ska para
Rude Boy memiliki ciri khas tersendiri, lebih pelan, dengan tingkah seakan-akan
meninju seseorang. Rude Boy memiliki koneksitas dengan 'Scofflaws'(orang-orang
yang selalu menentang hukum) & dunia kriminal lainnya. Hal ini
terefleksikan dalam lirik-lirik lagu ska. (catatan: gaya penampilan berpakaian
Rude Boy iatu dengan celana panjang yang mengatung hanya semata kaki). Muzik
ska sekali lagi mengalami perubahan untuk merefleksikan 'Mood of the rude'
dengan menambahkan tensi pada permainan bass yang disesuaikan dengan gaya
sebelumnya iatu 'free-walking bass style'.
Banyak yang datang
mengadu nasib di kota Kingston untuk memperoleh pengetahuan dalam industri
muzik yang kemudian beralih menjadi penjual ganja ketika gagal & modal
makin menipis. Banyak pula yang berkecimpung dalam dunia kriminal (tergambar
dalam film 'The Harder They Come' yang diperankan oleh Jimmy Cliff ...film ini
dipercaya mengisahkan tentang perjalanan hidup Jimmy Cliff)
Dua parti politik yang
ada di Jamaika membentuk banser bersenjata. Opini publik pun
mengarah pada penentangan terhadap kelompok Rude Boy & penggunaan senjata api. Peraturan memiliki senjata api pun ditilik kembali setelah melalui periode dimana kepemilikan senjata diperbolehkan asal tidak menimbulkan keresahan di masyarakat. Siapa pun yang memiliki senjata api yang ilegal, diancam hukuman penjara seumur hidup
mengarah pada penentangan terhadap kelompok Rude Boy & penggunaan senjata api. Peraturan memiliki senjata api pun ditilik kembali setelah melalui periode dimana kepemilikan senjata diperbolehkan asal tidak menimbulkan keresahan di masyarakat. Siapa pun yang memiliki senjata api yang ilegal, diancam hukuman penjara seumur hidup
Artis & produser
mendukung bahkan 'memaafkan' atas prilaku kelompok Rude Boy melalui
muzik ska. Dukungan untuk tidak menggunakan senjata api terefleksi dalam lagu-lagu seperti "Lawless street" dari kelompok Soul Brothers, "Gunmen coming to town" The Heptones. Duke Reid memproduseri salah satu grup ska The Rude Boy (shuffling down Bond street) C.S. Dodd pun ikut memproduksi grup muda yang memiliki visi muzik mereka sebagai 'rudies' iatu kelompok The Wailers ( Bob Marley, Peter Tosh, Bunny Wailer).
Prince Buster menemukan seseorang yang memiliki mitos karakter sebagai Rude Boy iatu
Judge Dread. Lagu "007 Shanty Town" yang dinyanyikan oleh Desmond Dekker adalah sebuah karya cemerlang dalam mendokumentasikan perilaku Rude Boy kedalam sebuah lagu (berhasil memasuki urutan tangga lagu ke 14 di UK Charts)
muzik ska. Dukungan untuk tidak menggunakan senjata api terefleksi dalam lagu-lagu seperti "Lawless street" dari kelompok Soul Brothers, "Gunmen coming to town" The Heptones. Duke Reid memproduseri salah satu grup ska The Rude Boy (shuffling down Bond street) C.S. Dodd pun ikut memproduksi grup muda yang memiliki visi muzik mereka sebagai 'rudies' iatu kelompok The Wailers ( Bob Marley, Peter Tosh, Bunny Wailer).
Prince Buster menemukan seseorang yang memiliki mitos karakter sebagai Rude Boy iatu
Judge Dread. Lagu "007 Shanty Town" yang dinyanyikan oleh Desmond Dekker adalah sebuah karya cemerlang dalam mendokumentasikan perilaku Rude Boy kedalam sebuah lagu (berhasil memasuki urutan tangga lagu ke 14 di UK Charts)
Tema rude boy masih
mendominasi sepanjang periode ska, dan popularitinya memuncak sepanjang musim
panas tahun 1964. Beat ska menjadi lebih lambat & Rocksteady pun lahir.
Gelombang ska pertama berakhir pada tahun 1968 (Rocksteady adalah bahagian
cerita lain: Rocksteady kemudian melahirkan muzik Reggae. Populariti muzik
Reggae di Inggris di sebarkan oleh Skinhead; kelompok Rastafarian mengadopsi
muzik Reggae & lirik² lagunya cenderung bertemakan ajaran Rastafari &
pandangan Relijiusnya, Reggae pun berkembang menjadi 'Dub', 'Dancehall', &
seterusnya ...& seterusnya ...)
Memasuki gelombang kedua
...sebelumnya marilah kita lihat beberapa sejarah ska lainnya:
ditahun 1962, saat di mana Inggris menjanjikan jaminan secara tak terbatas kepada para
imigran yang berasal dari negara² persemakmurannya, rusuhan pun terjadi. Disaat itu muzik ska & Reggae sedang populer. Dibawa dari Jamaika oleh banyak pemuzik & produser yg ikut berimigrasi, termasuk 'The Trojan' & seorang kelahiran Kuba, Laurel Aitken. Pada tahun 70'an, imej Rude Boy diperbaharui & terhasil dalam penggabungan 2 jenis musik yg masih tergolong baru di Inggris iatu Reggae & Punk oleh band The Clash (Rudie can't fail). Antara pertengahan hingga akhir tahun 70'an, band seperti The Coventry Automatics memilih untuk memainkan ska ketimbang Reggae karena menurut Jerry Dammers (pendiri band tersebut), memainkan musik ska lebih mudah & gampang. The Coventry Automatics merubah namanya menjadi The Specials AKA The Automatics, kemudian berubah lagi menjadi The Specials.
ditahun 1962, saat di mana Inggris menjanjikan jaminan secara tak terbatas kepada para
imigran yang berasal dari negara² persemakmurannya, rusuhan pun terjadi. Disaat itu muzik ska & Reggae sedang populer. Dibawa dari Jamaika oleh banyak pemuzik & produser yg ikut berimigrasi, termasuk 'The Trojan' & seorang kelahiran Kuba, Laurel Aitken. Pada tahun 70'an, imej Rude Boy diperbaharui & terhasil dalam penggabungan 2 jenis musik yg masih tergolong baru di Inggris iatu Reggae & Punk oleh band The Clash (Rudie can't fail). Antara pertengahan hingga akhir tahun 70'an, band seperti The Coventry Automatics memilih untuk memainkan ska ketimbang Reggae karena menurut Jerry Dammers (pendiri band tersebut), memainkan musik ska lebih mudah & gampang. The Coventry Automatics merubah namanya menjadi The Specials AKA The Automatics, kemudian berubah lagi menjadi The Specials.
Selanjutnya pada tahun
1979 Jerry Dammers mendirikan 2Tone Records. Keinginan Dammers layaknya seperti
Prince Buster di awal tahun 60'an yaitu menciptakan sesuatu yang baru. Hitam
& putih menjadi simbol. Lahirlah yang dinamakan dengan 2Tone ska. Logo
2Tone iatu gambar kartun pria berpakaian jas hitam dengan kemeja putih, dasi
hitam, topi 'pork pie', kaca mata hitam, kaus kaki putih & sepatu 'lofers'
hitam menjadi logo resmi yang karakternya di beri nama 'Walt Jabsco' (diambil
dari nama Walt Disney, pendiri film kartun & Jabsco bererti ganja dalam
bahasa slang latin). Diciptakan oleh Dammers sendiri
berdasarkan pose Peter Tosh pada sebuah photo awal kelompok The Wailers yang dapat
di lihat pada cover album 'The Wailing Wailer Studio One Realease'.
berdasarkan pose Peter Tosh pada sebuah photo awal kelompok The Wailers yang dapat
di lihat pada cover album 'The Wailing Wailer Studio One Realease'.
Pada saat rusuhan sedang
terjadi, & organisasi racist 'National Front' sedang tumbuh
pesat, pakaian hitam putih & band yang anggota nya terdiri dari perusuh, mengetengahkan
lagu-lagu yang bertemakan 'unity' disaat negara tersebut sedang terpecah belah oleh isu
racial. Sama halnya dengan musik ska di Jamaika, situasi yang terjadi pada saat itu
terefleksi kedalam lirik lagu, seperti "Racist Friend" The Specials AKA. Band-band seperti
Madness, The Beat, The Selecter, The Bodysnatchers & The Specials membuat ska menjadi sesuatu yang segar dengan mengolah nomor-nomor ska klasik dari Prince Buster (Roughrider, Madness, Too hot, dll.) & artis-artis gelombang pertamanya.Band lain yang tidak termasuk 2Tone tetapi berasosiasi dengan gerakan 2Tone adalah Bad Manners. Ada juga persilangan dengan artis gelombang pertama dengan band 2Tone (Rico Rodriguez adalah pemain trombone yang menjadi additional player pada kelompok The Specials, anak murid dari pemain trombone ternama Don Drummond & sering dipakai sebagai musisi studio do Jamaika)
pesat, pakaian hitam putih & band yang anggota nya terdiri dari perusuh, mengetengahkan
lagu-lagu yang bertemakan 'unity' disaat negara tersebut sedang terpecah belah oleh isu
racial. Sama halnya dengan musik ska di Jamaika, situasi yang terjadi pada saat itu
terefleksi kedalam lirik lagu, seperti "Racist Friend" The Specials AKA. Band-band seperti
Madness, The Beat, The Selecter, The Bodysnatchers & The Specials membuat ska menjadi sesuatu yang segar dengan mengolah nomor-nomor ska klasik dari Prince Buster (Roughrider, Madness, Too hot, dll.) & artis-artis gelombang pertamanya.Band lain yang tidak termasuk 2Tone tetapi berasosiasi dengan gerakan 2Tone adalah Bad Manners. Ada juga persilangan dengan artis gelombang pertama dengan band 2Tone (Rico Rodriguez adalah pemain trombone yang menjadi additional player pada kelompok The Specials, anak murid dari pemain trombone ternama Don Drummond & sering dipakai sebagai musisi studio do Jamaika)
Pada akhirnya Chrysalis
Records membeli 2Tone dari Dammers dengan keputusan menandatangani perjanjian
kontrak dengan band-band 2Tone lainnya. Termasuk antara lain: The Specials, The
Selecter, Madness, Rico Rodriguez, The Swinging Cats, The Friday Club, The
Bodysnatchers, The Hisons, JB Allstars, Specials AKA, The Apollonairs, The Beat
(di Amerika di kenali dengan nama 'The English Beat' karena sudah ada band yang
memakai nama The Beat) & sebuah single dari Elvis Costello. (catatan:
single Elvis Costello tersebut berjudul "I can't stand up for falling
down" menjadi permasalahan & tidak pernah di jual. Copy lagu tersebut
diberikan secara gratis kepada penggemar Costello pada saat pertunjukannya. Costello
memproduseri debut album The Specials & menjadi guest singer sekaligus
produser untuk single The specials AKA yang berjudul Nelson Mandela 12".
Tahun 1985 2Tone label
dibubar. Dammers mengalami kebangkrutan terhadap perusahaan Chrysalis.
Band-band 2Tone mengalami masa popularitasnya dari tahun1978-1985 walau
bagaimanapun bukan hanya 2Tone yang memainkan musik ska. Diantara band-band
lainnya adalah The Tigers, Ska City Rockers, The Akrylykz (dengan Roland Gift
pada tenor sax, yang kemudian bergabung bersama anggota The English Beat Cox,
& Steele yang belakangan menjadi penyanyi di Fine Young Cannibals), The
Employees, The Piranhas, dan masih banyak lagi ...
Hal tersebut menutup
gelombang kedua musik ska ...pada gelombang ketiga: dengan berakhirnya 2Tone
& gelombang kedua, musik ska menjadi sempit namun tidak menjadi musik yang
usang. Adalah The Toasters (pernah merilis single dibawah nama 'Not Bob
Marley'), Bim Skala Bim, The Untouchables & Fishbone yang menjadikan
tradisi dalam mencampur beat ska dengan unsur² muzik lainnya seperti pop, rock
dan beat-beat lainnya.
Kehadiran gelombang
ketiga musik ska terdiri dari berbagai bentuk dengan mengkombinasikan hampir
setiap jenis muzik yang kira-kira dapat dicantumkan dengan irama ska. Band-band
seperti Jump With Joey, Hepcat, Yebo, NY Ska Jazz Ensemble & Stubborn
Allstars tetap bermain pada akar ska Jamaika. Operation Ivy, Voodoo Glow
Skulls, Mighty Mighty Bosstones, dll. menggunakan energi punk untuk menciptakan
ska-core. Regatta 69, Fillibuster, Urban Blight, dll. tetap bertahan pada corak
Reggae/Rocksteady beat. Punch The Clown, Undercover S.K.A., dll. mencirikan
pengaruh dari gaya 2Tone. Yang menarik adalah band asal Florida, Pork Pie
Tribes menggabungkan beat ska dengan muzik tradisional Irlandia. Hal lain yang
lebih menarik adalah grup band The Brownies yang mencampurkan ska dengan apa
saja !!
Imej Rude Boy/Rude Girl
hadir kembali pada gelombang ketiga, namun kali ini tidak sebagai
pemberontak. Tetapi sebagai suporter yang fanatik dengan muzik SKA, Skinhead Against Racial Prejudiced (SHARP's) juga konsep-konsep 'sell outs'. Ada beberapa aspek diantaranya yang belum berubah: ska masih menjadi muzik dikalangan remaja, setiap pertunjukan ska dapat disaksikan oleh segala umur & tidak terlalu mahal untuk mengakomodasikannya. Disamping itu juga ska masih membentuk beat yang unik & harmonis walaupun digabungkan dengan unsur-unsur muzik lainnya & orang-orang pun masih banyak yang menikmatinya.
pemberontak. Tetapi sebagai suporter yang fanatik dengan muzik SKA, Skinhead Against Racial Prejudiced (SHARP's) juga konsep-konsep 'sell outs'. Ada beberapa aspek diantaranya yang belum berubah: ska masih menjadi muzik dikalangan remaja, setiap pertunjukan ska dapat disaksikan oleh segala umur & tidak terlalu mahal untuk mengakomodasikannya. Disamping itu juga ska masih membentuk beat yang unik & harmonis walaupun digabungkan dengan unsur-unsur muzik lainnya & orang-orang pun masih banyak yang menikmatinya.
SEJARAH ROCKSTEADY
"My boy
lollipop" yang dibawakan oleh Millie Small adalah cover version dari lagu
bercorak R&B milik Barbie Gaye, menjadi lagu favorit generasi Mods di
Inggris. Bagi mereka, pilihan musik adalah 'soul', disamping itu mereka
menyukai ska dengan cara berpakaian ala 'Rudeboy'. Beberapa tahun kemudian,
diantara mereka yang menjadi 'Skinhead' meniru gaya penampilan tersebut.
Terjadi suatu hubungan antara rusuhan kulit putih dengan rusuhan kulit hitam.
Baik Skinhead ataupun Rudeboy, kedua-duanya adalah 'kelas pekerja' yang
mempunyai gaya hidup sendiri.
Fenomena Rudeboy bermula
dari Jamaika yang kemudian menyebar ke daratan Inggris.
Adalah pemuda-pemuda pengangguran yang lahir di kota Kingston setelah masa kemerdekaan. Tanpa pekerjaan & wang mereka tinggal di wilayah 'ghetto' seperti Trenchtown & Riverton city. Kadang-kala mereka membentuk 'gang' & terjun kedunia kriminal. Rudeboy hidup dalam lingkungan masyarakat pinggiran & mengekspresikan diri mereka dengan cara berpakaian serta gaya berdansa yang khas. Ska, dengan ketukan tempo yang cepat memberikan cukup tenaga untuk berdansa. Tetapi Rudeboy tidak begitu menyukai gaya berdansa yang terlalu cepat. Mereka biasanya berdansa dengan setengah ketukan tempo irama ska. Oleh karena itu, ska berubah untuk mengakomodasikannya.
Adalah pemuda-pemuda pengangguran yang lahir di kota Kingston setelah masa kemerdekaan. Tanpa pekerjaan & wang mereka tinggal di wilayah 'ghetto' seperti Trenchtown & Riverton city. Kadang-kala mereka membentuk 'gang' & terjun kedunia kriminal. Rudeboy hidup dalam lingkungan masyarakat pinggiran & mengekspresikan diri mereka dengan cara berpakaian serta gaya berdansa yang khas. Ska, dengan ketukan tempo yang cepat memberikan cukup tenaga untuk berdansa. Tetapi Rudeboy tidak begitu menyukai gaya berdansa yang terlalu cepat. Mereka biasanya berdansa dengan setengah ketukan tempo irama ska. Oleh karena itu, ska berubah untuk mengakomodasikannya.
Lahirlah Rocksteady
Musik ska berubah. Pada
tahun 1966 hampir setengah dekad, saat dimana musik ska berkembang, tetapi
tidak untuk irama dasar dan aransemennya. Masih dengan definisi 'Offbeat' &
pola permainan bass 'free walking style'. Konsep rocksteady membawa ide baru
untuk ska. Iramanya begitu eksperimental & lebih pelan. Adalah Hopeton
Lewis yang membawakan lagu "Take it easy" dalam bentuk ska tetapi
tidak dapat menemukan bentuk irama yang pas, kemudian ia bawakan dalam tempo
irama yang slow. Dan ketika aransemen telah selesai, seorang teman mengatakan, "That's
rock steady man, that's rockin' steady" dan begitulah nama rocksteady pun
lahir.
Topik tentang Rudeboy
terus berlanjut sepanjang periode ska & mencapai puncak populariti pada
musim panas 1964. Beat ska menjadi pelan & rocksteady pun lahir. Memaksa
para 'dancers' untuk berdansa lebih pelan. 'Slow to rock'. Ada juga yang
berpendapat bahawa rocksteady lahir dari ketidakpuasan para pemuzik terhadap
ska & pencarian sesuatu yang baru. Apapun alasannya, rocksteady lahir untuk
berbeda dengan ska. Dengan 'memutus' ritme ska, memberikan efek pola permainan
bass untuk bermain lebih terangkai (cluster), ketimbang permainan bass pada
irama ska yang berpola linier (continuous line).
Tak diragukan corak
irama baru ini terbukti menjadi populer ("Take it easy" terjual
10.000
unit hanya dalam waktu satu minggu). Sebagian karena irama ini tergolong baru & juga para
'dancers' tidak perlu mengeluarkan banyak tenaga. Oleh karena itu mereka dapat bertahan lama di 'dance floor'.
unit hanya dalam waktu satu minggu). Sebagian karena irama ini tergolong baru & juga para
'dancers' tidak perlu mengeluarkan banyak tenaga. Oleh karena itu mereka dapat bertahan lama di 'dance floor'.
Walaupun ska tersebar di
Inggris, namun ska tidak bertahan lama hingga rocksteady menjadi populer.
Disebabkan oleh 2 hal yaitu, berdirinya lisensi 'Trojan Records' (record label
dari Jamaika) & para pemuzik yang mencuba menerapkan bentuk baru tersebut.
Orang pertama yang
mempopularkan rocksteady di Inggris adalah Desmond Dekker (nama asli: Desmond
Dacres) sebelumnya ia bergabung lama dengan Leslie Kong, hingga pada tahun 1967
ia memutuskan untuk solo & mencetak hit pertamanya, "007 (Shanty
town)".Adalah salah satu diantara lagu-lagunya yang banyak mempengaruhi
'Judge Dread'. Di Inggris singlenya (dirilis oleh Trojan Records) mencapai
chart lagu #12 & terus bertahan menjadi hit hingga memasuki tahun 1969.
Pada saat itu pula di Jamaika sedang dilanda 'demam' Reggae. Hit Desmond Dekker
yang paling populer adalah "Israelites" mencapai puncak chart lagu #1
di Inggris, Kanada, Swedia, Jerman Barat, Belanda, Afrika Selatan & menjadi
hit pertamanya pada chart lagu di Amerika #9.
Rocksteady tidak hanya
menurunkan tempo, tetapi juga mengalihkan penekanan pada alat tiup kearah gitar
dan vokal. Singkop ketukan yang 'jumpy' menjadi kurang tegas. Hingga
menghasilkan versi sound yang lebih rileks dari 'American soul'. Tiga contoh
utama untuk sound baru ini adalah Delroy Wilson dengan "Dancing mood",
The Gaylads dengan "Stop making love", dan tentunya Desmond Dekker
dengan "Israelites" & "007 (Shanty town)". Kesemuanya
mencirikan gaya rocksteady, sound yang lebih mirip dengan 'American soul' &
gospel ketimbang irama ska 'riang gembira' yang nuansanya mengadaptasi dari
gaya New Orleans. Walaupun demikian, para pemuzik Jamaika masih terpengaruh
oleh pop gaya Amerika & Eropa untuk terus mengadaptasi & mengembangkan
bentuk-bentuk tersebut kedalam tradisi & idealisme muzik mereka.
Seiring dengan
pertumbuhan gerakan Skinhead, popularitas Mods pun memudar. Hingga
rocksteady pun berkembang menjadi reggae. Tiba di Inggris, muzik ini dikenal dengan sebutan 'Skinhead reggae'. Puncak popularitas rocksteady amat singkat, paling tidak di Jamaika. Bagaimana pun, hanya berlangsung antara pertengahan tahun 1966 hingga akhir 1967. Menurut Morgan, salah seorang pemuik, "Kami tidak menyukai nama 'rocksteady', jadi kami mencuba untuk membuat versi yang berbeda dari lagu "Fat man" (salah satu lagu yang menjadi hit diawal karirnya)". Beat pun diubah dengan menggunakan tambahan organ untuk memberi nuansa pada irama. Bunny Lee sang produser menyukai versi baru tersebut. "Ia menciptakan sound dengan organ & ritem gitar. Sound-nya seperti 'reggae,reggae'". Istilah tersebut keluar begitu saja. Bunny Lee pun mulai menggunakan istilah tersebut dan kemudian seluruh pemuzik mengikutinya. Ada pula yang berargumen bahwa 'reggae' diambil dari judul lagu The Maytals di tahun 1968 berjudul "Do the Reggay".
rocksteady pun berkembang menjadi reggae. Tiba di Inggris, muzik ini dikenal dengan sebutan 'Skinhead reggae'. Puncak popularitas rocksteady amat singkat, paling tidak di Jamaika. Bagaimana pun, hanya berlangsung antara pertengahan tahun 1966 hingga akhir 1967. Menurut Morgan, salah seorang pemuik, "Kami tidak menyukai nama 'rocksteady', jadi kami mencuba untuk membuat versi yang berbeda dari lagu "Fat man" (salah satu lagu yang menjadi hit diawal karirnya)". Beat pun diubah dengan menggunakan tambahan organ untuk memberi nuansa pada irama. Bunny Lee sang produser menyukai versi baru tersebut. "Ia menciptakan sound dengan organ & ritem gitar. Sound-nya seperti 'reggae,reggae'". Istilah tersebut keluar begitu saja. Bunny Lee pun mulai menggunakan istilah tersebut dan kemudian seluruh pemuzik mengikutinya. Ada pula yang berargumen bahwa 'reggae' diambil dari judul lagu The Maytals di tahun 1968 berjudul "Do the Reggay".
"Ada beberapa
penulis muzik yang secara keliru mengatakan bahawa ska & rocksteady berubah
menjadi reggae. Bahawa sebenarnya reggae adalah bagian yang memisah dari
keduanya. Ketukan ska adalah 'shuffles', sedangkan irama reggae lebih slow,
lebih lincah & lebih tercirikan oleh permainan perkusi. Dan juga reggae
lebih berorientasi pada vokal, sedikitnya lebih enak untuk di dengar dari pada
untuk berdansa. Liriknya pun lebih politis ketimbang ska ataupun
rocksteady".
0 komentar:
Posting Komentar